
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, menegaskan bahwa keterlibatan aktif masyarakat menjadi kunci utama dalam upaya penyelamatan dan pelestarian sungai. Menurutnya, sungai tidak hanya sekadar aliran air, melainkan urat nadi kehidupan yang sejak masa lampau telah menjadi pusat peradaban manusia.
Hal itu disampaikan Danang dalam kegiatan Program Kali Bersih (Prokasih) sekaligus Merti Kali Grojokan, Nayan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, pada Minggu (31/8/2025).
Dalam kesempatan itu, Danang memberikan apresiasi atas kepedulian warga padukuhan Nayan yang tetap menjaga tradisi prokasih di tengah arus modernisasi.
“Saya sangat mengapresiasi warga Nayan yang masih giat melaksanakan prokasih. Meskipun berada di wilayah metropolitan, suasana kebersamaan, guyub, dan gotong royong masih begitu terasa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Danang menegaskan bahwa peradaban besar di Nusantara sejak masa kerajaan selalu berkembang di sekitar sungai. Ia mencontohkan Kerajaan Sriwijaya di Sumatera, Kutai di Kalimantan, Tarumanegara di Jawa Barat, Mataram Kuno, Singosari, dan Majapahit di Jawa Timur, hingga Mataram Islam di Yogyakarta.
“Keberadaan keraton atau pusat pemerintahan di setiap era tersebut tidak pernah jauh dari sungai, sebab sungai menjadi penopang utama kehidupan masyarakat,” jelasnya.
Sungai, menurut Danang, memiliki peran strategis sebagai sumber pangan, air bersih, prasarana transportasi, hingga sarana pengairan pertanian.
Tidak hanya itu, sungai juga menjadi ruang perjumpaan sosial dan halaman depan dalam tata kehidupan masyarakat agraris.
Namun, ia mengingatkan bahwa perkembangan zaman, pertumbuhan penduduk, serta kepadatan pemukiman telah membawa tantangan baru.
“Seiring waktu, fungsi sungai mengalami penurunan dan banyak yang cenderung kurang terpelihara dengan baik,” ungkapnya.
Dalam konteks tersebut, kegiatan prokasih dan merti kali dinilainya sangat penting sebagai sarana menghidupkan kembali nilai-nilai kearifan lokal untuk menjaga kelestarian sungai. Ia menekankan bahwa upaya menjaga sungai harus dimulai dari langkah sederhana yang dapat dilakukan masyarakat.
“Upaya menjaga kelestarian sungai ini dapat kita lakukan sekarang, dimulai dari diri kita sendiri. Salah satunya adalah dengan tidak membuang sampah dan limbah ke sungai,” tegasnya.
Danang menegaskan, bahwa kegiatan yang berlangsung di kali Grojokan ini menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga lingkungan.
“Tradisi merti kali tidak hanya bernilai budaya, tetapi juga sarat dengan pesan ekologis yang relevan dengan tantangan lingkungan masa kini,” tandasnya.
Turut hadir dalam acara tersebut, Anggota DPRD DIY Yuni Satia Rahayu, Anggota DPRD Sleman Budi Sanyoto, Panewu Depok Djoko Muljanto, Pj. Lurah Maguwoharjo Muhammad Falak Susanto, serta Dukuh Nayan Mifta Aliefenia Basuki.
(Athiful/KIM Depok)
Be the first to comment