Pesanggrahan Ambarukmo

Pesanggrahan Ambarukmo yang berada di tepi Jalan Solo seakan lenyap dengan berdirinya dua bangunan besar nan tinggi yang berada di samping kanan dan kirinya. Tidak heran bila banyak orang tidak mengetahui keberadaan pesanggrahan ini. Posisinya yang berada di sebelah belakang dan tertutup pohon-pohon besar seakan membuat orang beranggapan bahwa tempat tersebut hanya merupakan tempat tua yang tidak terawat.

Pesanggrahan Ambarukmo terletak diantara Ambarukmo Plaza dan Hotel Ambarukmo atau di Jalan Laksamana Udara Adi Sucipto Yogyakarta. Merupakan salah satu Pesanggrahan Kraton Yogyakarta yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono V (1823-1855) dan selesai dibangun pada masa Sultan Hamengkubuwono VII (1877-1921). Sesuai dengan SK Menteri NoPM.25/PW.007/MKP/2007, bangunan ini ditetapkan sebagai cagar budaya.

Niatan untuk mengunjungi bangunan milik kraton akhirnya terlaksana juga. Perjalanan menuju tempat ini cukup singkat dan tidak lama kemudian kami tiba di lokasi. Suasana Pesanggrahan Ambarukmo tampak sepi dan hanya terlihat beberapa aktivitas pekerja yang sedang merenovasi beberapa sudut pesanggrahan. Kami pun bertanya kepada salah seorang dari mereka tentang bagaimana ijin untuk memasuki kawasan pesanggrahan.

Kami mendapat jawaban bahwa setiap orang bebas memasukinya setelah meminta ijin masuk kepada petugas jaga dan mengisi buku tamu yang disediakan. Tidak lupa kami diingatkan agar menjaga kesopanan dan ketertiban selama memasuki kawasan Pesanggrahan Ambarukmo. Setelah mengisi buku tamu, kami langsung berkeliling kawasan Pesanggrahan Ambarukmo.

Pesanggrahan Ambarukmo ini dulunya merupakan tempat kediaman Sultan Hamengku Buwono VII sesaat setelah beliau turun tahta atau lengser keprabon dan madheg mandhito. Beliau disebut Sultan Sugih lantaran pada masa pemerintahannya, pemerintah Hindia Belanda banyak mendirikan pabrik gula di Yogyakarta sampai hampir mencapai 20 buah. Turun tahtanya Sultan Hamengku Buwono VII atau Sultan Sugih yang wafat pada tanggal 30 Desember 1931 ini, sampai hari ini masih menimbulkan tanda tanya seputar peristiwa itu, mengingat tidak banyak Sultan di kerajaan Mataram yang turun tahta sebelum wafat. Lantaran itulah maka muncul rumor pula bahwa Sultan di era sesudahnya tak akan ada yang wafat di istananya, lantaran Sultan Hamengku Buwono VII sesaat setelah turun tahta pernah berucap sepoto yang bahwasanya, “Tidak akan pernah ada raja yang meninggal di keraton setelah saya”.

Melihat bentuk bangunan Pesanggrahan Ambarukmo masih terlihat asli meskipun sudah dilakukan renovasi bangunan. Dinding dan pintu dicat ulang agar terlihat lebih menarik dan terawat. Lantai bangunan utama diganti dengan keramik karena sebagian telah mengalami kerusakan. Lampu-lampu pun ditambah untuk menerangi ruangan dan memberikan kesan dramatis.

Ruangan paling depan berisi koleksi foto-foto Sultan Yogyakarta dari yang pertama hingga saat ini. Tidak ketinggalan simbol atau lambang Kraton Yogyakarta lengkap dengan penjelasannya. Kemudian terdapat beberapa replika prasasti kraton yang ditulis dengan huruf jawa. Dibagian tengah ruangan terdapat buku yang mengulas tentang sejarah Ambarukmo dari pesanggrahan hingga hotel yang berdiri disampingnya. Tidak banyak benda yang ditampilkan dan membuat kami bergegas menuju ke ruangan sebelah dalam.

Pesanggrahan Ambarukmo juga memiliki kaitan dengan sejarah Kabupaten Sleman. Ketika awal pembentukan Kabupaten Sleman, tempat ini digunakan sebagai kantor pusat pemerintahan Sleman. Ada empat orang Bupati Sleman yang pernah berkantor di Pesanggrahan Ambarukmo diantaranya Bupati Sleman periode pertama yakni KRT Pringgodiningrat (1945-1947), kedua KRT Projodiningrat (1947-1950), KRT Dipodiningrat (1950-1955), KRT Prawirodiningrat (1955-1959), dan KRT Murdodiningrat (1959-1964).

Ada ruangan kecil yang memamerkan kain batik dengan motif khas Kraton Yogyakarta lengkap dengan penjelasannya. Di ruangan sampinganya terdapat ruangan yang memamerkan tokoh-tokoh pewayangan yang dikemas dengan wayang kulit. Ruangan terakhir yang akan kami masuki ternyata terkunci namun dari luar tampak beberapa pusaka milik kraton yang tersimpan rapi. Sepertinya tidak banyak koleksi pesanggrahan yang ditampilkan dan terkesan tidak menarik karena tidak ada hal unik yang berasal dari pesanggrahan itu sendiri.

Bagian belakang Pesanggrahan Ambarukmo terdapat sebuah kolam yang ditengah-tengahnya terdapat bangunan berlantai dua. Bangunan tersebut memiliki pengaruh bangunan khas Eropa dengan dinding berhias ornamen-ornamen cantik dan pilar-pilar yang menyangga bangunan tersebut. Secara keseluruhan bangunan Pesanggrahan Ambarukmo tampak menarik meskipun koleksinya terkesan monoton atau membosankan. Saat ini Pesanggrahan Ambarukmo dikelola oleh Hotel Ambarukmo dan direncanakan sebagai tempat pertunjukkan seni, budaya, hingga resepsi pernikahan.

(https://situsbudaya.id/pesanggrahan-ambarukmo/)

Foto : https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2016041100086/kompleks-pesanggrahan-ambarukmo

About admin 1106 Articles
Kecamatan Depok Kabupaten Sleman

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*